KATA
PENGANTAR
AwalsekalipenulismengucapkansyukurkepadaTuhan
Yang MahaEsa, atasrahmatdankarunia-Nyasehinggamakalah yangberjudul“PENCEMARAN TANAH”inidapatterselesaikan.
Jikamenuruti kata hati, inginnyamakalahiniditulisdengansempurna, lengkap,
mencakupsemuapokokbahasan yang deberikan.Namun,
penulismenyadaribahwahalsemacamitutidakmungkinterjadikarenapenulissadarakankekurangan
yang penulismiliki.
Tentunyatiadagading
yang
takretaksejumlahkelemahanmelekatdidalampenulisanmakalahinipenulissadarbahwamasihbanayakkekuarangandankelemahandalampembuatanmakalahini.Denganpenuhsukahatidantanganterbukapenulismenanti
saran-saran dankritikandariteman-temanpembacaterhadapsegalasalah, cacat,
dancelamakalahini. SemogaTuhan
YangMahaEsa, selalumembimbingkitasemuadalamsetiappergumuluandanperjuanganmeningkatkankualitasmutupendidikan.
Demikianpengantar yang
dapatpenulisberikan,
penulismengharapkansemogamakalahinidapatbermanfaatbagipembaca.
Ambon,
05Juni 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR…………………………………………………………… ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………….. 1
A. Latar
Belakang…………………………………………………………….. 1
B.
Rumusan Masalah………………………………………………………….. 2
D.
Manfaat……………………………………………………………………. 2
BAB II
PEMBAHASAN………………………………………………………… 3
A.
Pengertian
Pencemaran Tanah …………………………………..………… 3
B.
Sumber
Dan Komponen Bahan Pencemar Tanah……………..…………… 3
C.
Pendugaan
Tingkat Pencemaran/Kerusakan Tanah…………….………….. 6
D.
Kriteria
Kerusakan Tanah……………………………...……..…………… 7
E.
Dampak
Kerusakan Tanah…………………………..……..…………… 9
F.
Pengendalian
Kerusakan Tanah …………………........…..…………… 10
G.
Teknologi
Pengolahan Sampah ……………..…………………..……… 16
BAB III
PENUTUP……………………………………………………………. 19
A.
Kesimpulan ….………………………………………………………….. 19
B.
Saran …………….……………………………………………………… 19
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Manusia merupakan komponen
lingkungan alam yang bersama-sama dengan komponen alam lainnya, hidup bersama
dan mengelola lingkungan dunia.Karena manusia adalah makhluk yang memiliki akal
dan pikiran, peranannya dalam mengelola lingkungan sangat besar.Manusia dapat
dengan mudah mengatur alam dan lingkungannya sesuai dengan yang diinginkan
melalui pemanfaatan ilmu dan teknologi yang dikembangkannya.Akibat perkembangan
ilmu dan teknologi yang sangat pesat, kebudayaan manusia pun berubah dimulai
dari budaya hidup berpindah-pindah, kemudian hidup menetap dan mulai
mengembangkan buah pikirannya yang terus berkembang sampai sekarang ini.
Hasilnya berupa teknologi yang dapat membuat manusia lupa akan tugasnya dalam
mengelola bumi. Sifat dan perilakunya semakin berubah dari zaman ke
zaman.Sekarang ini manusia mulai bersifat boros, konsumtif dan cenderung
merusak lingkungannya.
Pembangunan
kawasan industri di daerah-daerah pertanian dan sekitarnya menyebabkan
berkurangnya luas areal pertanian, pencemaran tanah dan badan air yang dapat
menurunkan kualitas dan kuantitas hasil/produk pertanian, terganggunya
kenyamanan dan kesehatan manusia atau makhluk hidup lain. Sedangkan kegiatan
pertambangan menyebabkan kerusakan tanah, erosi dan sedimentasi, serta
kekeringan.Kerusakan akibat kegiatan pertambangan adalah berubah atau hilangnya
bentuk permukaan bumi (landscape), terutama pertambangan yang dilakukan secara
terbuka (opened mining) meninggalkan lubang-lubang besar di permukaan
bumi.Untuk memperoleh bijih tambang, permukaan tanah dikupas dan digali dengan
menggunakan alat-alat berat.Para pengelola pertambangan meninggalkan areal bekas
tambang begitu saja tanpa melakukan upaya rehabilitasi atau reklamasi.
Dampak
negatif yang menimpa lahan pertanian dan lingkungannya perlu mendapatkan
perhatian yang serius, karena limbah industri yang mencemari lahan pertanian
tersebut mengandung sejumlah unsur-unsur kimia berbahaya yang bisa mencemari
badan air dan merusak tanah dan tanaman serta berakibat lebih jauh terhadap
kesehatan makhluk hidup. Oleh karena itu, sangat diperlukan pengkajian khusus
yang membahas mengenai pencemaran tanah beserta dampaknya terhadap lingkungan
di sekitarnya.
B.
Rumusan Masalah
Masalah-masalah yang akan dibahas dalam
makalah ini antara lain, sebagai berikut:
1.
Apa itu pencemaran tanah ?
2.
Seperti apakahsumber dan komponen bahan dalam
pencemar tanah ?
3.
Seperti
apakah pendugaan tingkat pencemaran/kerusakan tanah ?
4.
Bagaimanakah
kriteria-kriteri pada kerusakan tanah ?
5.
Seperti
apakah dampak dari kerusakan tanahitu ?
6.
Bagaimana
cara dalam pengendalian kerusakan tanah ?
7.
Teknologi
apa sajakah yang baik dalam pengolahan sampah ?
C.
Tujuan
Makalah ini ditulis dengan tujuan
sebagai berikut:
1.
Agar kita dapat mengetahui tentang apa
itu pencemaran tanah
2.
Agar dapat mengerti dan memahami sumber dan komponen bahan pencemar
tanah
3.
Pendugaan
tingkat pencemaran/kerusakan tanah
4.
Untuk
mengetahui kriteria apa saja pada kerusakan tanah
5.
Untuk
mengetahui dampak dari kerusakan tanah
6.
Untuk
mengetahui bagaimana cara pengendalian kerusakan tanah.
7.
Untuk
mengetahui teknologi apa yang baik dalam pengolahan sampah
D. Manfaat.
Dengan
mempelajari makalah ini, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
kepada pembaca terutama mengenai masalah lingkungan yang ada, dalam makalah ini
dipaparkan hanya kepada masalah lingkungan yakni pencemaran tanah.
BAB II
PEMBAHASAN
Tanah adalah bagian kerak bumi yang
tersusun dari mineral dan bahan organik.Tanah sangat vital peranannya bagi
semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan
menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar.Struktur tanah yang
berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernafas dan
tumbuh.Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme.Bagi sebagian
besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak.
Pencemaran tanah adalah masuk atau
dimasukannya bahan kimia buatan manusia dan merubah lingkungan tanah alami.
Pencemaran ini biasanya terjadi karena kebocoran limbah cair atau bahan kimia
industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan
tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraan pengangkut
minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta
limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat
(illegal dumping).
B. SUMBER
DAN KOMPONEN BAHAN PENCEMAR TANAH
Pencemaran tanah mempunyai hubungan
yang erat baik dengan pencemaran udara maupun dengan pencemaran air.Bahan
pencemar yang terdapat di udara larut dan terbawa oleh air hujan, jatuh ke
tanah sehingga menimbulkan pencemaran tanah.Demikian pula bahan pencemar dalam
air permukaan tanah (air sungai, air selokan, air danau dan air payau) dapat
masuk ke dalam tanah dan dapat menyebabkan pencemaran tanah.
1. Sumber Bahan Pencemar Tanah
Karena pencemar tanah mempunyai hubungan erat dengan pencemaran
udara dan pencemaran air, maka sumber pencemar udara dan sumber pencemar air
pada umumnya juga merupakan sumber pencemar tanah.Sebagai contoh gas-gas oksida
karbon, oksida nitrogen, oksida belerang yang menjadi bahan pencemar udara yang
larut dalam air hujan dan turun ke tanah dapat menyebabkan terjadinya hujan
asam sehingga menimbulkan terjadinya pencemaran pada tanah.
Air permukaan tanah yang mengandung bahan pencemar misalnya
tercemari zat radioaktif, logam berat dalam limbah industri, sampah rumah
tangga, limbah rumah sakit, sisa-sisa pupuk dan pestisida dari daerah
pertanian, limbah deterjen, akhirnya juga dapat menyebabkan terjadinya
pencemaran pada tanah daerah tempat air permukaan ataupun tanah daerah yang
dilalui air permukaan tanah yang tercemar tersebut.
a. Limbah Rumah Tangga
Salah satu limbah rumah tangga adalah sampah.Sampah dalam
jumlah banyak seperti di kota-kota besar, berperan besar dalam pencemaran
tanah. Tanah yang mengandung sampah di atasnya akan menjadi tempat hidup berbagai
bakteri penyebab penyakit.
Pencemaran oleh bakteri dan polutan lainnya dari sampah akan
mengurangi kualitas air tanah. Air tanah yang menurun kualitasnya dapat
terlihat dari perubahan fisiknya.Perubahan fisik misalnya berbau, berwarna dan
berasa, bahkan terdapat lapisan seperti minyak.Beberapa jenis sampah seperti
plastik dan logam, sulit terurai sehingga berpengaruh pada kemampuan tanah menyerap
air.
b. Limbah Pertanian
Dalam kegiatan pertanian, penggunaan pupuk buatan, zat kimia
pemberantas hama (pestisida), dan pemberantas tumbuhan pengganggu (herbisida)
dapat mencemari tanah. Penggunaan pupuk buatan secara berlebihan menyebabkan
tanah menjadi asam yang selanjutnya berpengaruh terhadap produktivitas
tanaman.Tanaman menjadi layu, berkurang produksinya dan akhirnya mati.
Pencemaran tanah oleh pestisida dan herbisida terjadi saat
dilakukan penyemprotan tersebut akan terbawa oleh air hujan dan akhirnya
mengendap di tanah. Pestisida dan herbisida memiliki sifat sulit terurai dan
dapat bertahan lama di dalam tanah.Residu pestisida dan herbisida ini
membahayakan kehidupan organisme tanah. Misalnya, residu pestisida DDT (dikloro
difenil trikloroetana) dapat membunuh mikroorganisme yang sangat penting bagi
proses pembusukan, sehingga kesuburan tanah terganggu. Tanah yang tercemar
pupuk buatan, pestisida dan herbisida dapat mencemari sungai karena zat-zat
tersebut terbawa air hujan atau erosi.
c. Limbah Pertambangan
Aktivitas penambangan bahan galian juga dapat menimbulkan
pencemaran tanah.Salah satu kegiatan penambangan yang memiliki pengaruh besar
mencemarkan tanah adalah penambangan emas. Pada penambangan emas, polusi tanah
terjadi akibat penggunaan merkuri (Hg) dalam proses pemisahan emas dan beracun
yang dapat mematikan tumbuhan, organisme tanah, dan menggangu kesehatan
manusia.
2. Komponen Bahan Pencemaran Tanah
Komponen-komponen bahan pencemar yang diperoleh dari
sumber-sumber bahan pencemar tersebut di atas antara lain:
a. Senyawa organik yang dapat membusuk
karena diuraikan oleh mikroorganisme, seperti sisa-sisa makanan, daun, tumbuh-tumbuhan
dan hewan yang mati.
b. Senyawa organik dan senyawa
anorganik yang tidak dapat dimusnahkan/ diuraikan oleh mikroorganisme seperti
plastik, serat, keramik, kaleng-kaleng dan bekas bahan bangunan, menyebabkan
tanah menjadi kurang subur.
c. Pencemar udara berupa gas yang larut
dalam air hujan seperti oksida nitrogen (NO dan NO2), oksida belerang (SO2 dan
SO3), oksida karbon (CO dan CO2), menghasilkan hujan asam yang akan menyebabkan
tanah bersifat asam dan merusak kesuburan tanah/ tanaman.
d. Pencemar berupa logam-logam berat
yang dihasilkan dari limbah industri seperti Hg, Zn, Pb, Cd dapat mencemari tanah.
e. Zat radioaktif yang dihasilkan dari
PLTN, reaktor atom atau dari percobaan lain yang menggunakan atau menghasikan
zat radioaktif.Komponen bahan pencemar tanah.
C.
PENDUGAAN TINGKAT
PENCEMARAN/KERUSAKAN TANAH
Gejala pencemaran tanah dapat diketahui dari tanah yang
tidak dapat digunakan untuk keperluan fisik manusia.Tingkat pencemaran tanah
diukur dari banyak tidaknya bahan pencemar yang terkandung di dalamnya. Bahan
pencemarnya antara lain, sampah organik, sampah senyawa organik atau sampah
anorganik, sampah dari pengelolaan limbah industri, sampah zat radioaktif,
penggunaan pupuk yang menggunakan senyawa kimia atau pestisida, dan sampah-sampah
dari limbah rumah tangga.
Tingkat pencemaran/kerusakan tanah
dapat dibedakan menjadi sebagai berikut :
1. Pencemaran Ringan
Pencemaran ringan yaitu pencemaran yang mulai menimbulkan
gangguan pada ekosistem lain. Contohnya tanah yang tidak dapat lagi ditumbuhi
tanaman tertentu. Biasanya tanah ini banyak terdapat sampah-sampah anorganik
yang tidak dapat terurai oleh tanah dengan sempurna, sehingga menyebabkan
sebagian tanaman lain tidak dapat hidup karena kesulitan mendapatkan makanan
didalam tanah.
2. Pencemaran Kronis
Pencemaran kronis yaitu pencemaran yang mengakibatkan
penyakit kronis.Biasanya tanah ini tercemar oleh limbah pabrik yang dapat
mengkibatkan penyakit.
3. Pencemaran Akut
Pencemaran akut yaitu pencemaran yang mengakibatkan tanah
tidak dapat lagi dimamfaatkan seperti sediakala.Biasanya tanah ini terlalu
banyak mengunakan pupuk yang mengandung bahan kimia dan tidak mematuhi
aturan.Ciri-ciri tanah ini biasanya tanahnya kering dan tandus.
D.
KRITERIA KERUSAKAN TANAH
Untuk mengukur tingkat pencemaran disuatu tempat digunakan
kriteria pencemaran.Kriteria pencemaran digunakan sebagai indikator (petunjuk)
terjadinya pencemaran dan tingkat pencemaran yang telah terjadi.Kriteria
pencemaran tanah meliputi kriteria fisik, kriteria kimia, dan kriteria biologi.
1.
Kriteria
Fisik
Kriteria fisik meliputi pengukuran
tentang warna, bau, suhu, dan radioaktivitas.
2.
Kriteria
Kimia
Kriteria kimia dilakukan untuk
mengetahui kadar CO2, pH, keasaman, kadar logam, dan logam berat. Sebagai
contoh berikut disajikan pengukuran pH air yang terkandung dalam tanah, kadar
CO2, dan oksigen terlarut.
a. Pengukuran pH air dalam tanah
Air dalam tanah kondisi alami yang belum tercemar memiliki
rentangan pH 6,5 – 8,5. Karena pencemaran, pH air dalam tanah dapat menjadi
lebih rendah dari 6,5 atau lebih tinggi dari 8,5. Bahan-bahan organik biasanya
menyebabkan kondisi air tersebut menjadi lebih asam.Kapur menyebabkan kondisi
air dalam tanah menjadi alkali (basa).Jadi, perubahan pH air tersebut
tergantung kepada macam bahan pencemarnya.Perubahan nilai pH mempunyai arti
penting bagi kehidupan air.Nilai pH yang rendah (sangat asam) atau tinggi
(sangat basa) tidak cocok untuk kehidupan kebanyakan organisme.Untuk setiap
perubahan satu unit skala pH (dari 7 ke 6 atau dari 5 ke 4) dikatakan keasaman
naik 10 kali.Jika terjadi sebaliknya, keasaman turun 10 kali.Keasaman air dapat
diukur dengan sederhana yaitu dengan mencelupkan kertas lakmus ke dalam air untuk
melihat perubahan warnanya.
b. Pengukuran Kadar CO2
Gas CO2 juga dapat larut ke dalam tanah.Sesuai dengan penjelasan
sebelumnya, bahan pencemar tanah juga terkandung dari udara. Kadar gas CO2
terlarut sangat dipengaruhi oleh suhu, pH, dan banyaknya organisme yang hidup
di dalam tanah. Semakin banyak organisme di dalam tanah, semakin tinggi kadar
karbon dioksida terlarut. Kadar gas CO dapat diukur dengan cara titrimetri.
c. Pengukuran Kadar Oksigen Terlarut
Kadar oksigen terlarut dalam tanah yang alami berkisar 5 – 7
ppm (part per million atau satu per sejita; 1ml oksigen yang larut dalam 1
liter air dikatakan memiliki kadar oksigen 1 ppm). Penurunan kadar oksigen
terlarut dapat disebabkan oleh tiga hal :
1. Proses oksidasi (pembongkaran)
bahan-bahan organik.
2. Proses reduksi oleh zat-zat yang
dihasilkan baktri anaerob.
3. Proses pernapasan orgaisme.
Pencemaran tanah dapat mengurangi
persediaan oksigen terlarut. Hal ini akan mengancam kehidupan organisme yang
hidup di dalam tanah. Semakin tercemar, kadar oksigen terlarut semakin
mengecil. Untuk dapat mengukur kadar oksigen terlarut, dilakukan dengan metode
Winkler. Parameter kimia yang dilakukan melalui kegiatan pernapasan jasad renik
dikenal sebagai parameter biokimia.contohnyaadalah pengukuran BOD dan COD.
3.
Parameter
Biologi
Di tanah terdapat hewan-hewan,
tumbuhan, dan mikroorganisme yang peka dan ada pula yang tahan terhadap kondisi
lingkungan tertentu. Organisme yang peka akan mati karena pencemaran dan
organisme yang tahan akan tetap hidup. Planaria merupakan contoh hewan yang
peka pencemaran.Tanah yang mengandung planaria menunjukkan tanah tersebut belum
mengalami pencemaran. Sebaliknya, cacing Tubifex (cacing merah) merupakan
cacing yang tahan hidup dan bahkan berkembang baik di lingkungan yang kaya
bahan organik, meskipun spesies hewan yang lain telah mati. Ini berarti
keberadaan cacing tersebut dapat dijadikan indikator adanya pemcemaran zat
organik.Organisme yang dapat dijadikan petunjuk pencemaran dikenal sebagai
indikator biologis.
Indikator biologis terkadang lebih
dapat dipercaya daripada indikator kimia. Pabrik yang membuang limbah ke sungai
dan mengenai tanah dapat mengatur pembuangan limbahnya ketika akan dikontrol
oleh pihak yang berwenang. Pengukuran secara kimia pada limbah pabrik tersebut
selalu menunjukkan tidak adanya pencemaran.Tetapi tidak demikian dengan makluk
hidup yang menghuni ekosistem air dalam tanah secara terus menerus.Disitu
terdapat hewan-hewan, mikroorganisme, bentos, mikroinvertebrata, ganggang, yang
dapat dijadikan indicator biologis.
E.
DAMPAK KERUSAKAN TANAH
Berbagai dampak ditimbulkan akibat
pencemaran atau kerusakan tanah, diantaranya:
1. Pada Kesehatan
Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada
tipe polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang
terkena.Kromium, berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan bahan
karsinogenik untuk semua populasi.Timbal sangat berbahaya pada anak-anak,
karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh
populasi.
Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada
konsentrasi tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena leukemia.Merkuri
(air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa
bahkan tidak dapat diobati.PCB dan siklodiena terkait pada keracunan
hati.Organofosfat dan karmabat dapat menyebabkan gangguan pada saraf
otot.Berbagai pelarut yang mengandung klorin merangsang perubahan pada hati dan
ginjal serta penurunan sistem saraf pusat.Terdapat beberapa macam dampak
kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan
ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas.Yang jelas, pada
dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan kematian.
2. Pada Ekosistem
Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap
ekosistem.Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan
kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun.Perubahan ini
dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan
antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat
memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi
akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan
tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah tersebut
rendah, bagian bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing yang
lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas.
Banyak dari efek-efek ini terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT pada
burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur, meningkatnya tingkat Kematian
anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut.
Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman
yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian.Hal ini dapat
menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu
menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu
paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan
terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.
F. PENGENDALIAN
KERUSAKAN TANAH.
Cara pencegahan dan penanggulangan
Bahan Pencemar Tanah Pencegahan dan penanggulangan merupakan dua tindakan yang
tidak dapat dipisah-pisahkan dalam arti biasanya kedua tindakan ini dilakukan
untuk saling menunjang, apabila tindakan pencegahan sudah tidak dapat
dilakukan, maka dilakukan langkah tindakan.
Namun demikian pada dasarnya kita semua sependapat bahwa tindakan pencegahan lebih baik dan lebih diutamakan dilakukan sebelum pencemaran terjadi, apabila pencemaran sudah terjadi baik secara alami maupun akibat aktivisas manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, baru kita lakukan tindakan penanggulangan.
Namun demikian pada dasarnya kita semua sependapat bahwa tindakan pencegahan lebih baik dan lebih diutamakan dilakukan sebelum pencemaran terjadi, apabila pencemaran sudah terjadi baik secara alami maupun akibat aktivisas manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, baru kita lakukan tindakan penanggulangan.
Tindakan pencegahan dan tindakan
penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran dapat dilakukan dengan berbagai
cara sesuai dengan macam bahan pencemar yang perlu ditanggulangi.
Langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran
antara lain dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Langkah Pencegahan
Pada umumnya pencegahan ini pada prinsipnya adalah berusaha
untuk tidak menyebabkan terjadinya pencemaran, misalnya mencegah/mengurangi
terjadinya bahan pencemar, antara lain :
Sampah organik yang dapat membusuk/diuraikan oleh
mikroorganisme antara lain dapat dilakukan dengan mengubur sampah-sampah dalam
tanah secara tertutup dan terbuka, kemudian dapat diolah sebagai kompos/pupuk.
Untuk mengurangi terciumnya bau busuk dari gas-gas yang timbul pada proses
pembusukan, maka penguburan sampah dilakukan secara berlapis-lapis dengan
tanah. Sampah senyawa organik atau senyawa anorganik yang tidak dapat
dimusnahkan oleh mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara membakar sampah-sampah
yang dapat terbakar seperti plastik dan serat baik secara individual maupun
dikumpulkan pada suatu tempat yang jauh dari pemukiman, sehingga tidak
mencemari udara daerah pemukiman. Sampah yang tidak dapat dibakar dapat
digiling/dipotong-potong menjadi partikel-partikel kecil, kemudian dikubur.
Pengolahan terhadap limbah industri yang mengandung logam
berat akan mencemari tanah, sebelum dibuang ke sungai atau ke tempat pembuangan
agar dilakukan proses pemurnian. Sampah zat radioaktif sumur-sumur atau tangki dalamØsebelum dibuang, disimpan dahulu pada jangka waktu yang
cukup lama sampai tidak berbahaya, baru dibuang ke tempat yang jauh dari
pemukiman, misal pulau karang, yang tidak berpenghuni atau ke dasar lautan yang
sangat dalam.Penggunaan pupuk, pestisida tidak digunakan secara sembarangan
namun sesuai dengan aturan dan tidak sampai berlebihan.Usahakan membuang dan
memakai detergen berupa senyawa organik yang dapat dimusnahkan/diuraikan oleh
mikroorganisme.
2. Langkah Penangulangan
Apabila pencemaran telah terjadi, maka perlu dilakukan
penanggulangan terhadap pencemaran tersebut.Tindakan penanggulangan pada
prinsipnya mengurangi bahan pencemar tanah atau mengolah bahan pencemar atau
mendaur ulang menjadi bahan yang bermanfaat.
Ada beberapa langkah penangan untuk mengurangi dampak yang
ditimbulkan oleh pencemaran tanah. Diantaranya:
a. Remidiasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah
yang tercemar.
Hal
yang perlu diketahui sebelum dilakukan remidiasi adalah sebagai berikut:
1. Jenis pencemar (organic atau
anorganik), terdegradasi/tidak, berbahaya/tidak.
2. Berapa banyak zat pencemar yang telah
mencemari tanah tersebut.
3. Perbandingan karbon (C), nitrogen
(N), dan Fosfat (P).
4. Jenis tanah.
5. Kondisi tanah (basah, kering).
6. Telah berapa lama zat pencemar terendapkan
di lokasi tersebut.
7. Kondisi pencemaran (sangat penting
untuk dibersihkan segera/bisa ditunda).
Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site)
dan ex-situ (atau off-site).Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi.Pembersihan
ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi),
dan bioremediasi.Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar
dan kemudian dibawa ke daerah yang aman.Setelah itu di daerah aman, tanah
tersebut dibersihkan dari zat pencemar.Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan
di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki
tersebut.Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian
diolah dengan instalasi pengolah air limbah.Pembersihan off-site ini jauh lebih
mahal dan rumit.
b.
Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah
dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan
untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun
atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).
1. Jenis jenis biomerasi
Jenis-jenis
bioremediasi adalah sebagai berikut:
a. Biostimulasi
Nutrien dan oksigen, dalam bentuk cair atau gas, ditambahkan
ke dalam air atau tanah yang tercemar untuk memperkuat pertumbuhan dan
aktivitas bakteri remediasi yang telah ada di dalam air atau tanah tersebut.
b. Bioaugmentasi
Mikroorganisme yang dapat membantu membersihkan kontaminan
tertentu ditambahkan ke dalam air atau tanah yang tercemar.Cara ini yang paling
sering digunakan dalam menghilangkan kontaminasi di suatu tempat. Namun ada
beberapa hambatan yang ditemui ketika cara ini digunakan. Sangat sulit untuk
mengontrol kondisi situs yang tercemar agar mikroorganisme dapat berkembang
dengan optimal.Para ilmuwan belum sepenuhnya mengerti seluruh mekanisme yang
terkait dalam bioremediasi, dan mikroorganisme yang dilepaskan ke lingkungan
yang asing kemungkinan sulit untuk beradaptasi.
c.
Bioremediasi
Intrinsik.
Bioremediasi jenis ini terjadi secara alami di dalam air
atau tanah yang tercemar.
Ada 4 teknik dasar yang biasa digunakan dalam bioremediasi :
1. Stimulasi aktivitas mikroorganisme
asli (di lokasi tercemar) dengan penambahan nutrien, pengaturan kondisi redoks,
optimasi ph, dsb.
2. Inokulasi (penanaman) mikroorganisme di lokasi
tercemar, yaitu mikroorganisme yang memiliki kemampuan biotransformasi khusu
3. Penerapan immobilized enzymes
4. Penggunaan tanaman
(phytoremediation) untuk menghilangkan atau mengubah pencemar.
2. Proses Biomerasi
Transformasi kimia dari bahan pencemar pestisida melalui
proses bioremediasi ini meliputi beberapa proses, yaitu
1. Detoksikasi, yaitu konversi dari
molekul yang bersifat toksik menjadi produk yangtidak bersifat toksik.
2. Degradasi, yaitu transformasi dari
substrat kompleks menjadi produk yang lebih sederhana.
3. Konjugasi, yaitu pembentukan senyawa
kompleks, atau reaksi penambahan, dimana suatu organisme dapat menghasilkan
substrat yang lebih kompleks dan mengkombinasikannya dengan pestisida dengan
sel metabolis. Konjugasi atau pembentukan senyawa pengkompleks dapat dihasilkan
dari organisme yang menghasilkan suatu asam amino, asam organik, methyl atau
senyawa lain yang bereaksi dengan polutan membentuk substrat lainnya. Konjugasi
adalah salah satu bentuk bioremediasi dari metabolisme mikroorganisme terhadap
fungisida sodium dimethyldithiocarbamate, dimana mikroorganisme mengkompleks
pestisida dengan asam amino pada sel.
4. Aktivasi, yaitu konversi substrat
yang nontoksik menjadi molekul toksik seperti bahan aktif awal dari pestisida.
Sebagai contoh, herbisida 4- (2,4-dichlorophenoxy) butyric acid ditransformasi
dan diaktivasi oleh mikroorganisme dalam tanah menghasilkan senyawa yang
bersifat toksik terhadap gulma dan serangga. Proses aktivasi ini lebih
menekankan pada efisiensi penggunaan pestisida, atau aktivasi residu.
5. Proses defusi, yaitu konversi
molekul nontoksik berasal dari pestisida yang sedang dalam proses aktivasi
secara enzimatik, menjadi produk nontoksik yang tidak lagi dalam proses
enzimatik.
6. Perubahan spektrum toksisitas.
Contoh bioremediasi bagi lingkungan yang tercemar minyak bumi. Yang pertama
dilakukan adalah mengaktifkan bakteri alami pengurai minyak bumi yang ada di
dalam tanah yang mengalami pencemaran tersebut. Bakteri ini kemudian akan
menguraikan limbah minyak bumi yang telah dikondisikan sedemikian rupa sehingga
sesuai dengan kebutuhan hidup bakteri tersebut. Dalam waktu yang cukup singkat
kandungan minyak akan berkurang dan akhirnya hilang, inilah yang disebut sistem
bioremediasi.
3. Manfaat Biomerasi
a. Bidang Lingkungan.
Pengolahan limbah yang ramah lingkungan dan bahkan mengubah
limbah tersebut menjadi ramah lingkungan. Contoh bioremediasi dalam lingkungan
yakni telah membantu mengurangi pencemaran dari pabrik, misalnya saat 1979,
supertanker Exxon Valdez di Alaska, lebih dari 11juta gallon oli mentah
mengalir, tetapi bakteri pemakan oli membantu mengurangi pencemaran laut yang
lebih jauh lagi.
b. Bidang Industri
Bioremediasi telah memberikan suatu inovasi baru yang
membangkitkan semangat industri sehingga terbentuklah suatu perusahaan yang
khusus bergerak dibidang bioremediasi, contohnya adalah Regenesis
Bioremediation Products, Inc., di San Clemente, Calif.
c. Bidang Ekonomi
Bioremediasi menggunakan bahan bahan alami yang hasilnya
ramah lingkungan, sedangkan mesin-mesin yang digunakan dalam pengolahan limbah
memerlukan modal dan biaya yang jauh lebih, sehingga bioremediasi memberikan solusi
ekonomi yang lebih baik.
d. Bidang Pendidikan
Penggunaan microorganisme dalam bioremediasi, dapat membantu
penelitian terhadap mikroorganisme yang masih belum diketahui secara
jelas.Pengetahuan ini akan memberikan sumbangan yang besar bagi dunia
pendidikan sains.
e. Bidang Teknologi
Bioremediasi memberikan tantangan baru bagi teknologi untuk
terus memberikan inovasi yang lebih baik bagi lingkungan.
f. Bidang Sosial
Bioremediasi memberikan solusi ekonomi yang mudah dijangkau
dan mudah dilakukan baik bagi rumah tangga dan industri.Dengan begini, limbah
rumah tangga dapat dikelola jauh lebih baik.
g. Bidang Kesehatan
Dengan pengelolaan limbah yang baik, pencemaran dapat
diminimalisir sehingga kualitas hidup manusia jauh meningkat.
h. Bidang Politik
Isu lingkungan dapat lebih ditekan sehingga para petinggi
dapat memfokuskan masalah ke lingkup lain, Bahkan bioremediasi dapat membantu
memperbaiki masalah yang berkesinambungan didalamnya.
4. Keunggulan Biomerasi
a. Meminimalisasi terinfeksinya pekerja
lapangan
b. Perlindungan kesehatan masyarakat
yang berjangka panjang
c. Proses pelaksanaan dapat dilakukan
langsung di daerah tersebut dengan lahan yang sempit sekalipun.
d. Menghilangkan zat-zat berbahaya
e. Menggunakan proses yang bersifat
alami
f. Mengubah polutan bukan hanya
memindahkannya
g. Proses degradasi dapat dilaksanakan
dalam jangka waktu yang cepat
G.
TEKNOLOGI PENGOLAHAN SAMPAH
1.
Penanganan
Limbah Organik
Limbah organik dapat dimanfaatkan,
baik secara langsung (contohnya untuk makanan ternak) maupun secara tidak
langsung karena memerlukan proses terlebih dahulu yaitu proses daur ulang (contohnya
pengomposan dan biogas).
a. Makanan Ternak
Sampah organik yang mudah rusak dapat dimanfaatkan untuk
makanan ternak. Di Indonesia, sampah organik berupa sayur-sayuran (contohnya
kubis, selada air dan sawi) biasanya dimanfaatkan untuk makanan kelinci,
kambing, ayam atau itik. Hal ini sangat menguntungkan karena selain untuk hewan
ternak.Namun, sampah organik ini harus dibersihkan dan dipilih terlebih dahulu
sebelum dikonsumsi ternak.Jika sampah organik bercampur dengan sampah yang
mengandung logam-logam berat, maka dapat terakumulasi di dalam ternak.
b. Pengomposan (Composting)
Pengomposan merupakan upaya pengolahan limbah dengan
menggunakan prinsip penguraian bahan-bahan organik menjadi bahan-bahan
anorganik oleh aktivitas organisme. Proses pengomposan menghasilkan kompos yang
dapat menyuburkan tanah. Organisme yang berperan dalam proses ini adalah
bakteri, jamur, khamir dan hewan seperti insekta serta cacing. Agar pertumbuhan
organisme optimum diperlukan beberapa kondisi, diantaranya campuran yang seimbang
antara komponen karbon dan nitrogen, suhu, kelembapan udara serta cukupnya
kandungan oksigen.
Sistem
pengomposan memiliki beberapa keuntungan, antara lain
1. Kompos merupakan jenis pupuk yang
ekologis dan tidak merusak lingkungan
2. Bahan yang dipakai tersedia (tidak
perlu dibeli)
3. Masyarakat dapat membuatnya sendiri
(tidak memerlukan peralatan yang mahal)
4. Unsur hara dalam pupuk kompos lebih
tahan lama jika dibandingkan dengan pupuk buatan.
c. Biogas
Biogas adalah gas-gas yang dapat digunakan sebagai bahan bakar
yang dihasilkan dari proses pembusukkan sampah organik secara anaerob. Bahan
bakunya dapat di ambil dari kotoran hewan, sisa-sisa tanaman, atau campuran
dari keduanya. Secara garis besar, biogas dapat dibuat dengan cara mencampur
sampah organik dengan air kemudian dimasukkan ke dalam tempat yang kedap udara.
Selanjutnya, campuran tersebut dibiarkan selama kurang lebih dua minggu.
Biogas memiliki beberapa kelebihan antara lain:
Biogas memiliki beberapa kelebihan antara lain:
1. Mengurangi jumlah limbah
2. Sumber energi yang tidak merusak
lingkungan
3. Nyala api bahan bakar biogas lebih
terang atau bersih
4. Residu dari biogas dapat
dimanfaatkan untuk pupuk
2.
Penanganan
Limbah Anorganik
Limbah anorganik dapat dimanfaatkan
kembali memalui proses daur ulang. Limbah anorganik yang dapat di daur ulang
anatara lain plastik, logam dan kaca. Namun, limbah yang dapat didaur ulang
harus diolah terlebih dahulu yaitu dengan sanitary landfill, pembakaran
(incineration) atau penghancuran (pulverisation).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pencemaran tanah adalah keadaan di
mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami.
Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia
industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan
tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraan pengangkut
minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta
limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat
(illegal dumping).
Sumber dan komponen bahan pencemar
tanahterdiri dari Limbah rumah tangga, limbah pertanian, limbah pertambangan,
dan senyawa organik lain yang dapat membuat dampak pada pencemaran tanah. Selain
itu juga, akibat kerusakan tanah dapat berdampak pada kesehatan dan ekosistem
di sekitarnya.
Ada beberapa cara untuk mengurangi
dampak dari pencemaran tanah, diantaranya dengan remediasi dan bioremidiasi.
Remediasi yaitu dengan cara membersihkan permukaan tanah yang tercemar.
Sedangkan Bioremediasi dengan cara proses pembersihan pencemaran tanah dengan
menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri).
B. Saran
Manusia dikenal sebagai makhluk
hidup yang berakal sehat dan pandai di dalam mengelola berbagai sumber
daya.Telah hadir berbagai teknologi yang digunakan untuk berbagai kegiatan yang
dilakukan oleh setiap individu.Sayangnya, pengembangan teknologi seringkali
berjalan ke arah yang berlawanan dengan keiinginan untuk melestarikan
lingkungan hidup. Oleh karena itu, harapan penulis khususnya kepada pembaca
setelah mempelajari makalah ini, hendaklah mengerti dan memahami bagaimana cara
menjaga lingkungan ini.
DAFTAR PUSTAKA
-
Biro
Lingkungan dan Teknologi DPE. 1998.Pelaksanaan Analisis Mengenai dampak
Lingkungan (AMDAL) Kegiatan Pertambangan dan Energi. Jakarta.
-
http://id.wikipedia.org/wiki/pencemaran_tanah.
-
http://www.sentra-edukasi.com/2010/04/macam-macam-pencemaran-lingkungan-upaya.html.
-
Scribd.
2009. PENCEMARAN TANAH (On-Line).
-
Wikipedia.
2010. Pencemaran Tanah (On-line).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar